Selasa, 07 Februari 2012

Kemilau Palsu

  

KEMILAU PALSU




Sinetron mungkin pikiran pertama yang akan muncul saat mendengar judul dari kata “Kemilau Palsu” . .. (kalau ngak berarti aku yang salah paham)



Ini semua bermula dari pengamatanku pada mainan-mainan plastik yang sering bertuliskan “made in China”, “made in Taiwan”, “made in Ngawok” ataupun “made in whatever place” yang keliatannya lutchu-lutchu nan imut serta termasyur. Mungkin kalau diperkirakan pemasukan dari memproduksi mainan-mainan plastik tersebut dapat menghidupi kalian sekeluarga sampai keluarga kalian dan generasi dan keturunan kalian habis. Padahal mainan-mainan tersebut hanyalah mainan plastik yang sama sekali tidak ada nyatanya, bisa dibilang HOAX, atau dapat disebut juga dengan sebutan PALSU atau juga IMITASI. Hal yang palsu yang imitasi yang lainnya adalah punyanya Malinda Dee, punyanya Pamela Anderson, serta punyanya Julia Peres. Bahkan bukan mereka saja yang palsu ataupun imitasi, kita juga sering terjebak dalam kepalsuan dan keimitasian (ASU bahasa mu.!!). Bayangan saya kalau saja kepalsuan dan keimitasian tersebut dapat dirupakan dalam bentuk barang produksi, atau barang jual, seperti emas, intan dan berlian.  ANJING *dalam hati* mungkin kekayaan kalian akan melebihi milyarder-milyarder dunia *hahahahahahahaha*. Lalu orang-orang yang tidak memiliki keimitasian ataupun kepalsuan, mereka akan merengek-rengek meminta sedekah kepalsuan pada anda. Karena itu mereka dapat disebut dengan “FAKIR KEIMITASIAN”. Oh ya, “MILYARDER KEIMITASIAN” akan sangat erat hubungannya dengan dengan lembaga-lembaga yang sering membela konsumen akan produk-produk yang konsumen sering konsumsi (ini berkhayal tapi koq ujungnya tetep komplikatet ya?). Jadi tetep, yang jadi Milyarder Keimitasian jangan sampai keimitasian mu ketahuan orang lain. Kalau dibalikin lagi ke mainan-mainan plastik tadi, seplastik-plastiknya mainan plastik pasti label yang menunjukan bahwa ini mainan plastik tidak akan dipasang di bagian-bagian yang yang membuat keimitasian dan kepalsuan itu terlihat jelas. Karena waktu itu sempet ada perdebatan serius tentang hal ini:


Bos A     : Gimana kalau sekalian aja.!! Kita ngak cantumin penjelasan bahwa ini plastik!!.


Bos B     : Jangan Bos A, Itu namanya kebohongan publik. Ntar kalo pas mainannya buah
                  pisang  imitasi,  orang-orang bisa memakan mainan itu!!.


Bos A     : Ohh ya udah.

                (Anjing. Debat kalian biasa banget.!!)


Tapi yang jelas akhirnya mereka sepakat untuk menyembunyikan penjelasan bahwa ini adalah barang plastik, di bagian mainan yang tidak mudah untuk dilihat oleh konsumen. 


Serta akhirnya juga, saya serahkan pada kalian mau menyikapi cerita fiktif ini dengan bagaimana. Bunuh diri kah?, putusin pacar kah?, atau mau lebih giat untuk mencari JATI DIRI kah?  Terserah deh. .. 


Kalau aku cuma mau bilang Makasih kaka GUGEL. ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar